Graphic Designer, is it?

Saya mempunyai hobi di bidang desain grafis dan di bidang ini pula saya bisa sedikit menambah uang saku dari pekerjaan pekerjaan mendesain yang saya peroleh.
Namun satu hal yang masih membuat saya bingung adalah bagaimana saya menempatkan diri saya? sabagai seorang artist, sebagai seorang desainer grafis atau malahan seorang ( maaf ) pembajak desain.

Sering saya mendengar keluhan teman teman saya yang ( memang ) mendalami ilmu dan berniat terjun total di dalam dunia desain. Bahwa penghargaan yang dia peroleh tidak sebanding dengan waktu yang dia keluarkan dan tenaganya untuk mengasilkan sebuah desain.Bahkan yang paling ironis sebuah pernyataan teman tentang fenomena harga sebuah desain yang hanya dihargai dengan sebungkus rokok. ( What?? )

Tidak salah memang mengingat desain adalah hal yang dinilai secara subyektif. Daya apresiasi seorang klien dengan klien yang lain tidaklah sama. Tapi bukankah seorang desainer juga mempunyai standar harga yang disepakati sebelum menerima orderan?
dari sini bisa dipastikan bahwa tindakan "pelacuran" tengah terjadi di industri desain khusunya di Yogyakarta. Bahkan di industri percetakan jasa desain hanya sebagai bonus kepada klien yang ingin memproduksi suatu media cetak.



Bisa dipastikan dengan fenomena yang terjadi seperti ini di tengah masyarakat. Sebagus apapun desain dan seorisinil apapun sebuah desain maka harga yang disetujui oleh seorang klien adalah sebesar yang sudah ada di tengah masyarakat.
Inilah yang membuat pembajakan karya sering terjadi bahkan orang yang semula tidak berniat melakuannya sekalipun. Sudah menjadi hal yang lumrah dan pada akhirnya tingkat kreatifitaspun menurun dan merasa tidak malu lagi melakukannya.

Jujur saya sebenarnya malu dan merasa bukan kapasitas saya untuk menulis seperti ini. Tapi kuranglebih saya bisa merasakan bagaimana seorang yang ( memang ) menekuni bidang desain grafis dengan mengenyam pendidikan formal dan berbekal disiplin pendidikan desain harus bersaing dengan desainer gadungan yang hanya berbekal kemampuan otodidak namun sudah dengan PD meng'admit' dirinya as a graphic designer ( seperti saya ), Siap menerima pesanan desain dengan harga murah meriah.
Sebagai seorang yang mencintai dunia desain pilihan saya untuk berkuliah di Teknik Informatika bukan tanpa alasan. Alasan itulah yang membuat saya pada awal menentukan jurusan dan perguruan tinggi ragu dan memutuskan tidak kuliah di Desain Komunikasi Visual ( walaupun untuk skala professional profesi seorang desainer tidak kalah menjanjikan sebagai creative agency dan
periklanan ). Namun pada akhirnya kemampuan desain malah sangat menunjang dalam bidang yang saya pelajari saat ini.
Hanya masalah timbul ketika ada penawaran untuk membuat sebuah desain dengan hasil maksimal namun budget minimal.
Haruskah saya menjadi pembajak desain yang memanfaatkan desain orang lain yang dengan sangat mudah bisa diambil di internet dan klien hanya fokus pada hasil bukan proses, atau tetap idealis untuk mempertahankan orisinalitas karya dan bekerja ekstra dalam mendesain walaupun dengan penghargaan yang tidak sebanding?
Bagaimana dengan anda ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar